Bank Indonesia (BI) mencatat peningkatan signifikan dalam penggunaan QRIS (Quick Response Code Indonesian Standard) dalam beberapa tahun terakhir. Pada pertengahan 2025, jumlah transaksi QRIS tumbuh 148% dibandingkan dua tahun sebelumnya. Pertumbuhan ini mencerminkan semakin tingginya minat masyarakat terhadap sistem pembayaran digital yang cepat dan praktis.

Mayoritas merchant pengguna QRIS berasal dari sektor UMKM, yaitu sekitar 93% dari total. Rinciannya terdiri dari 57,5% usaha mikro, 29,6% usaha kecil, dan 5,9% usaha menengah. Hanya 3,4% sisanya merupakan usaha besar. Hal ini menunjukkan bahwa QRIS menjadi solusi digital yang sangat relevan dan mudah diakses bagi pelaku usaha kecil di Indonesia.

Dari sisi pengguna, generasi muda mendominasi. Gen Z merupakan kelompok terbanyak dengan 27,94% pengguna, disusul generasi milenial sebesar 25,9%. Selanjutnya ada generasi X (21,9%), baby boomer (11,6%), dan generasi alpha (10,9%). Data ini menunjukkan bahwa generasi digital-native paling aktif dalam menggunakan QRIS untuk kebutuhan transaksi sehari-hari.

Sejak pertama kali diperkenalkan pada tahun 2020, jumlah transaksi QRIS telah mencapai lebih dari 1 miliar kali hingga awal 2025. Angka ini jauh melampaui volume transaksi GPN (Gerbang Pembayaran Nasional) yang hanya 89 juta dalam delapan tahun. Dengan 38 juta merchant dan 2,3 juta mesin EDC yang mendukung, BI akan terus mendorong perluasan penggunaan QRIS sebagai bagian dari percepatan digitalisasi sistem pembayaran nasional.

Berita disadur dari : Tempo.co