Pasar Splendid di Malang berawal dari keramaian pedagang burung pada era 1960-an. Saat itu, mereka menjajakan burung di area terbuka secara tidak resmi. Aktivitas ini semakin rutin hingga menarik perhatian masyarakat dan berkembang menjadi sebuah pusat perdagangan yang dikenal luas.

Nama Splendid muncul karena lokasi pasar berdekatan dengan sebuah hotel tua yang sudah berdiri sejak 1923. Kedekatan itu membuat masyarakat menyebut kawasan tersebut sebagai Pasar Splendid. Hingga kini, sebutan tersebut melekat sebagai identitas pasar yang berlokasi di Jalan Brawijaya, sekitar 200 meter dari Balai Kota Malang.

Pada awalnya, kawasan pasar merupakan lahan terbuka dengan pepohonan rindang. Sungai Brantas yang mengalir di sekitarnya pada dekade 1940-an menjadikan area ini tempat singgah burung-burung liar. Kondisi tersebut memberi peluang bagi pedagang untuk menawarkan berbagai jenis burung kepada pembeli.

Tahun 1967, pasar sempat dipindahkan ke kawasan Comboran yang masih berupa sawah. Perpindahan ini berlangsung cukup lama hingga pada 1993 pasar dikembalikan lagi ke Jalan Brawijaya. Langkah tersebut dilakukan karena faktor lingkungan serta kebutuhan penataan ruang kota.

Sepulangnya ke lokasi semula, aktivitas perdagangan semakin beragam. Pedagang mulai menjual ikan hias dengan berbagai jenis, baik air tawar maupun air laut. Ikan-ikan itu ditampilkan dalam akuarium menarik sehingga menjadi daya tarik tambahan bagi pengunjung.

Seiring waktu, bunga dan tanaman hias turut melengkapi wajah Pasar Splendid. Di area khusus, tersedia mawar, melati, anggrek, dahlia, asoka, dan berbagai varietas lain. Tidak hanya itu, pedagang juga menyediakan tanaman buah, obat, hingga perlengkapan berkebun.

Meski berkembang, burung tetap menjadi pusat perhatian utama di pasar ini. Jenisnya sangat beragam, mulai dari kenari, jalak, cucak rowo, murai, hingga kolibri. Aktivitas jual beli burung sering mengikuti musim, sehingga jenis yang ditawarkan dapat berubah sewaktu-waktu.

Kini Pasar Splendid menjadi pusat hewan, ikan, dan tanaman hias yang ikonik di Malang. Selain memenuhi kebutuhan perdagangan, pasar ini juga menjadi tujuan wisata lokal bagi pecinta flora dan fauna. Keberadaannya menegaskan bahwa pasar tradisional bisa tetap hidup seiring perkembangan kota.