Penuh Kenangan, Berikut Cuplikan Renovasi Balai Kota Malang Sejak 1929

Penuh Kenangan, Berikut Cuplikan Renovasi Balai Kota Malang Sejak 1929

Balai Kota Malang. (sumber: rumah123.com)

Balai Kota Malang, yang berada di pusat kota, menjadi salah satu bangunan bersejarah yang mencerminkan perjalanan panjang perkembangan kota. Pembangunannya dimulai pada tahun 1927 dan rampung pada 1929 dengan biaya yang saat ini setara miliaran rupiah. Gedung ini dirancang oleh arsitek Belanda, H.F. Horn, dengan gaya Indische Empire yang megah sekaligus fungsional.

Sebelum adanya Balai Kota, pemerintahan Kota Malang berkantor di Kayutangan, yang terbukti kurang memadai untuk kebutuhan administrasi kota yang semakin berkembang. Dengan hadirnya Balai Kota, diharapkan pelayanan publik menjadi lebih efisien dan efektif. Gedung ini memiliki dua lantai dengan 13 ruangan serta sistem pendingin alami yang memanfaatkan aliran udara dari sungai di sekitarnya.

Pada masa penjajahan Belanda, Balai Kota berfungsi sebagai pusat pemerintahan kolonial. Setelah Indonesia merdeka pada 1945, gedung ini diambil alih oleh pemerintah Indonesia dan beralih menjadi pusat administrasi pemerintahan Kota Malang. Seiring waktu, bangunan ini mengalami beberapa renovasi untuk mempertahankan keasliannya sekaligus menyesuaikan dengan kebutuhan modern.

Peristiwa paling dramatis terjadi pada 29 Juli 1947, saat kebakaran melanda Balai Kota. Kebakaran ini terjadi di tengah Agresi Militer Belanda I, ketika warga pribumi membakar gedung sebagai simbol perlawanan terhadap kembalinya penjajahan. Api menyebabkan kerusakan parah pada atap dan beberapa bagian struktur gedung.

Setelah kebakaran, Balai Kota direnovasi besar-besaran. Renovasi dilakukan dengan mempertahankan elemen arsitektur asli, termasuk kolom-kolom besar dan atap bergaya mansard. Meskipun banyak kerusakan, struktur utama gedung tetap dijaga dan diperbaiki agar fungsinya sebagai pusat pemerintahan tetap berjalan.

Selain renovasi pasca-kebakaran, gedung ini beberapa kali direnovasi untuk menjaga kondisi bangunan yang menua. Pada tahun 1950, dilakukan renovasi besar beserta perluasan. Pada 1986, gedung kembali diperbaiki, dan pada 2016 dilakukan renovasi untuk memperbarui fasilitas dan struktur bangunan.

Renovasi-renovasi tersebut fokus pada pemeliharaan dan perbaikan elemen yang sudah ada, tanpa mengubah bentuk asli bangunan. Tujuannya adalah agar Balai Kota tetap berfungsi optimal sebagai pusat administrasi sekaligus mempertahankan nilai sejarah dan budaya yang terkandung di dalamnya.

Saat ini, Balai Kota Malang tidak hanya menjadi pusat pemerintahan, tetapi juga ikon kota yang menarik wisatawan. Keindahan arsitektur bergaya Eropa dan lokasinya yang strategis di Alun-Alun Tugu menjadikan gedung ini populer untuk dikunjungi. Selain itu, Balai Kota juga sering menjadi latar berbagai kegiatan budaya dan acara resmi kota.

 

Sumber: berbagai sumber

Baca Juga

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked with *

1 Comment

  • management
    27/09/2025, 19:19

    Gedung memiliki dua lantai, 13 ruangan, dan sistem pendingin alami yang memanfaatkan aliran udara dari sungai.

    REPLY
copilot