Pemerintah Provinsi Jawa Timur menyatakan kesiapannya menjadi pusat pengembangan industri sapi perah nasional. Langkah ini ditandai dengan kemitraan strategis yang melibatkan pemerintah, swasta, dan pelaku peternakan, dalam program U.S.Indonesia Dairy Partnership (USIDP) yang diluncurkan di Malang pada 23 Juli 2025.
Kepala Dinas Peternakan Jawa Timur, Dr. Ir. Indyah Aryani, menyebut bahwa Jawa Timur saat ini menyumbang sekitar 62 persen dari total populasi sapi perah di Indonesia. Dari sekitar 500 ribu sapi perah di tanah air, sebanyak 298 ribu ekor berada di wilayah Jawa Timur, menjadikannya provinsi dengan kontribusi produksi susu terbesar.
Meski potensinya besar, tantangan utama industri sapi perah di Jatim adalah skala usaha peternak yang masih kecil. Mayoritas peternak hanya memiliki dua hingga lima ekor sapi. Untuk mengatasi hal ini, pemerintah menggandeng perusahaan besar seperti Greenfield dan Salfa guna membangun sistem kemitraan yang memberdayakan peternak lokal dengan pendekatan profesional.
Dalam program kemitraan tersebut, telah dilakukan impor 1.080 ekor sapi perah dari Australia untuk diberikan kepada peternak mitra. Selain itu, pelatihan berbasis digital juga digalakkan agar peternak memahami manajemen ternak, pemberian pakan, pengelolaan kandang, hingga sistem perizinan melalui Digital NKV (Nomor Kontrol Veteriner).
Wilayah penghasil susu utama di Jawa Timur mencakup Malang, Pasuruan, Batu, Blitar, Tulungagung, Kediri, Probolinggo, dan Magetan. Pemprov Jatim juga tengah mempersiapkan wilayah timur seperti Bondowoso dan Banyuwangi untuk ekspansi peternakan, termasuk rencana mendatangkan tambahan sapi perah dari luar negeri.
Permintaan susu di Jatim terus meningkat, terutama untuk mendukung program nasional seperti Makan Bergizi Gratis (MBG). Saat ini, kebutuhan harian susu di Jatim mencapai sekitar 2.000 ton, sementara produksi lokal baru mencapai 1.200 ton. Artinya, masih ada kekurangan antara 800 hingga 1.400 ton per hari yang harus segera dipenuhi.
Untuk menutupi kekurangan tersebut, pemerintah memperkirakan dibutuhkan tambahan sekitar 50 ribu ekor sapi perah betina produktif. Karena anggaran daerah terbatas, Pemprov Jatim membuka pintu lebar bagi sektor swasta dan investor untuk turut serta dalam pengembangan industri sapi perah yang berkelanjutan dan berorientasi pada ketahanan pangan nasional.
Sumber: berbagai sumber
Leave a Comment
Your email address will not be published. Required fields are marked with *