Tak perlu kata-kata untuk bercerita—cukup warna dan imajinasi. Itulah yang dilakukan 16 anak dengan autisme yang memamerkan karyanya dalam acara “GUIDELINES PAMERAN LUKISAN DAN KARYA ART EXHIBITION DAY: Voices from the Spectrum”, bagian dari perayaan 10 tahun Malang Autism Colors (MAC). Setiap goresan dalam lukisan mereka seperti berbicara lembut tentang dunia yang penuh makna, walau sering kali sulit diungkap dengan kata-kata.
Digelar di Kota Malang pada 17 Oktober 2025, pameran ini menjadi yang pertama di Jawa Timur yang sepenuhnya menampilkan karya anak-anak autisme dari berbagai daerah, mulai dari Jakarta hingga Mojokerto. Acara ini resmi dibuka oleh Tri Joko, S.H., M.H., Kepala Kejaksaan Negeri Kota Malang, yang menyampaikan apresiasi terhadap upaya komunitas dalam membangun ruang seni yang inklusif. Dukungan ini menjadi bukti nyata bahwa Malang terus tumbuh sebagai kota ramah keberagaman.
Di ruang pamer yang penuh warna itu, pengunjung disambut karya yang tidak hanya indah, tapi juga jujur. Ada yang melukis langit biru tanpa awan, ada pula yang menggambar bentuk-bentuk abstrak dengan warna berani—semuanya merepresentasikan cara unik anak-anak autisme dalam berkomunikasi dengan dunia. Pameran ini bukan sekadar ajang seni, tetapi juga bentuk terapi dan wadah ekspresi diri yang membebaskan.
“Setiap anak memiliki cara sendiri untuk memahami dan mengekspresikan dunia,” ujar salah satu panitia MAC dengan penuh haru. Melalui kegiatan seperti ini, Malang Autism Colors ingin mengingatkan masyarakat bahwa inklusivitas bukan belas kasihan, melainkan kesempatan yang setara. Ketika masyarakat memberi ruang, anak-anak dengan autisme mampu menunjukkan potensi luar biasa yang sering kali tidak disadari.
Selama satu minggu ke depan, pameran ini akan menjadi magnet baru bagi masyarakat dan wisatawan yang ingin melihat keindahan dari perspektif berbeda. Tidak hanya bagi komunitas autisme, tetapi juga bagi dunia seni di Malang yang terus berkembang sebagai ruang kolaborasi lintas batas. Seni terbukti bisa menjadi jembatan yang menyatukan—antara yang berbeda, antara yang unik, dan antara yang ingin saling memahami.
“Anak autis berkarya, dunia berwarna.” Kalimat sederhana ini menjadi pesan yang menggema dari pameran tersebut. Lewat pameran lukisan anak autisme ini, Malang menunjukkan bahwa keberagaman bukanlah batasan, melainkan warna yang memperkaya kehidupan bersama. Semoga semangat Malang Autism Colors terus menginspirasi kota lain di Indonesia untuk membuka lebih banyak ruang inklusi—karena setiap anak berhak untuk bersinar dengan caranya sendiri.
Leave a Comment
Your email address will not be published. Required fields are marked with *