MALANG — Suasana Desa Gampingan, Kecamatan Pagak, Kabupaten Malang, mendadak berubah jadi lautan manusia akhir pekan ini. Ribuan pengunjung dari berbagai kota datang untuk menikmati festival sound horeg, ajang tahunan yang kini jadi ikon hiburan khas Malang.

Tak hanya warga lokal, acara ini juga menarik perhatian wisatawan luar daerah hingga mancanegara. Salah satu yang mencuri perhatian adalah turis asal Rusia yang tampak larut dalam suasana, berjoget mengikuti dentuman musik keras dari panggung utama.

Turis Asing dan DJ Lokal Ikut Meriahkan

Yang tak kalah menarik, DJ Bravy, musisi elektronik asal Malang yang sedang naik daun, turut memeriahkan festival ini. Dalam penampilannya, DJ Bravy menyebut bahwa sound horeg bukan sekadar pesta suara, melainkan bentuk ekspresi budaya dan kreativitas anak muda daerah.

“Banyak yang salah paham. Sound horeg itu bukan cuma bising, tapi bukti kalau anak-anak Malang punya cara unik buat menyalurkan energi dan karya mereka,” kata DJ Bravy di sela penampilannya.

Karnaval Spektakuler, Meriah Sampai Dini Hari

Karnaval sound horeg ini merupakan bagian dari perayaan HUT ke-80 Republik Indonesia. Lebih dari 20 kelompok tampil dengan tema berbeda, menampilkan musik, tarian, dan kreasi kostum warna-warni.

Acara berlangsung selama dua hari — dimulai dengan sesi cek sound pada malam pertama, lalu dilanjutkan parade utama yang berlangsung hingga dini hari. Setiap kelompok peserta membawa sound system berukuran besar yang jadi ciri khas “horeg” itu sendiri.

Dampak Positif untuk Ekonomi Lokal

Selain jadi tontonan menarik, event ini juga memberi dampak positif bagi UMKM dan sektor wisata. Warga sekitar membuka warung, menyewakan rumah, hingga menjual produk lokal. Banyak pengunjung dari luar kota yang menginap di area sekitar lokasi acara.

Pemerintah Desa Gampingan menyebut, festival ini telah menjadi agenda tahunan yang mampu meningkatkan pendapatan warga sekaligus memperkenalkan potensi wisata budaya Malang Selatan.

Sound Horeg Jadi Fenomena Budaya Baru

Fenomena sound horeg kini bukan sekadar tren musik jalanan, tetapi telah menjelma menjadi daya tarik wisata yang menggambarkan semangat muda, kreativitas, dan kebersamaan warga Malang.

Dari turis Rusia hingga DJ lokal, semua larut dalam euforia — membuktikan bahwa musik memang bahasa universal yang bisa menyatukan siapa saja.