Bandar Udara Abdul Rachman Saleh, satu-satunya bandara di Kota Malang, terletak di Kecamatan Pakis, sekitar 17 km ke arah timur dari pusat kota. Bandara ini memiliki dua landasan pacu: satu sepanjang 1.500 meter untuk pesawat kecil seperti Hercules C-130, dan satu lagi sepanjang 2.300 meter untuk pesawat besar seperti Boeing 737. Selain berfungsi sebagai bandara sipil, fasilitas ini juga digunakan oleh TNI Angkatan Udara sebagai Pangkalan Udara Abdul Rachman Saleh.
Sejarah bandara ini dimulai pada masa penjajahan Belanda, antara tahun 1937 hingga 1940, saat dibangun sebagai Pangkalan Udara Bugis. Lokasi bandara yang dikelilingi oleh gunung-gunung seperti Semeru, Arjuno, Kawi, dan Panderman membuatnya sulit terdeteksi dari udara, menjadikannya tempat strategis untuk pertahanan militer. Landasan pacu yang panjang juga dirancang untuk mendukung operasi pesawat-pesawat besar milik Belanda pada masa itu.
Setelah Indonesia merdeka, bandara ini menjadi bagian dari TNI Angkatan Udara dan digunakan untuk keperluan militer. Pada tahun 1952, namanya diubah menjadi Pangkalan Udara Abdul Rachman Saleh, untuk menghormati Abdul Rachman Saleh, seorang pahlawan nasional dan pelopor penerbangan Indonesia. Namun, baru pada tahun 1994, bandara ini mulai melayani penerbangan komersial.
Bandara Abdul Rachman Saleh memiliki peran penting dalam sejarah penerbangan Indonesia. Pada masa Revolusi Nasional Indonesia, bandara ini digunakan oleh Tentara Keamanan Rakyat, cikal bakal TNI, untuk melakukan serangan udara terhadap posisi Belanda, termasuk dalam peristiwa serangan udara di Ambarawa pada 29 Juli 1947.
Pada tahun 2009, bandara ini sempat ditutup sementara akibat kerusakan landasan pacu. Setelah perbaikan, bandara dibuka kembali dan pada tahun 2011, terminal baru diresmikan. Panjang landasan pacu juga diperpanjang untuk mendukung penerbangan pesawat berbadan lebar.
Saat ini, Bandara Abdul Rachman Saleh tidak hanya melayani penerbangan komersial, tetapi juga menjadi tempat pemeliharaan dan pameran pesawat militer, seperti Hercules C-130 dan Super Tucano. Bandara ini juga menjadi markas bagi Wing 2 TNI Angkatan Udara.
Sebagai satu-satunya bandara di Kota Malang, Bandar Udara Abdul Rachman Saleh memiliki nilai sejarah dan strategis yang tinggi. Peranannya dalam perkembangan penerbangan sipil dan militer Indonesia menjadikannya simbol penting bagi masyarakat Malang dan bangsa Indonesia.
Leave a Comment
Your email address will not be published. Required fields are marked with *