Kembali Nge-Tren, Layang-Layang Kini Diminati Lintas Generasi

Kembali Nge-Tren, Layang-Layang Kini Diminati Lintas Generasi

Musim kemarau di Malang Raya membawa kebangkitan tren bermain layang-layang. Sawah Kotak di Mangliawan, Kecamatan Pakis, menjadi tempat favorit bagi anak-anak, remaja, hingga lansia untuk menghabiskan waktu dengan bermain layangan dan beradu teknik sambitan. Suasana penuh semangat ini membawa kembali kenangan masa kecil sekaligus menghibur warga dari berbagai usia.

Setiap sore, lapangan dipenuhi pengunjung yang saling bersaing untuk memenangkan permainan atau merebut layangan lawan. Warga sekitar dan pengendara yang melintas pun sering berhenti sejenak untuk menikmati keramaian yang hangat dan menyenangkan.

Seorang pria lanjut usia bernama Alfandi rutin ikut bermain layang-layang meski usianya sudah 75 tahun. Ia sangat antusias menerbangkan puluhan layangan setiap hari, dengan teknik jepret yang menjadi andalannya untuk mengalahkan lawan dalam pertandingan tali layangan.

Alfandi juga membuat layangan sendiri, yang tidak hanya murah, sekitar seribu rupiah per buah, tetapi juga menunjukkan seni dan ketekunan. Ia mampu membuat hingga tujuh layangan dalam sehari, meski ada beberapa yang hilang saat bermain.

Permintaan layangan meningkat pesat seiring tingginya antusiasme warga. Pedagang lokal melaporkan penjualan layangan bisa mencapai ratusan hingga ribuan per hari, terutama saat akhir pekan dan sore hari saat tempat bermain sedang ramai.

Harga layangan yang dijual sangat terjangkau, biasanya berkisar antara dua hingga tiga ribu rupiah per buah. Mayoritas pembeli adalah pria usia 35 tahun ke atas yang ingin bernostalgia atau sekadar melepas penat setelah beraktivitas.

Para penjual sering kewalahan memenuhi permintaan karena stok cepat habis. Beberapa bahkan harus mencari suplai layangan sampai ke wilayah Kabupaten Malang agar bisa memenuhi kebutuhan pembeli yang terus meningkat.

Fenomena ini menunjukkan bahwa bermain layang-layang tetap menjadi hiburan tradisional yang digemari lintas generasi. Selain murah, layangan juga menjadi sarana berkumpul dan mempererat kebersamaan masyarakat di ruang terbuka Malang Raya.

 

Sumber: berbagai sumber

Baca Juga

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked with *

copilot