Aliya Murdoko, pelukis belia asal Malang, kembali memamerkan karya-karyanya lewat pameran bertajuk Cerita Panji: Menafsir Tradisi Topeng Malangan. Acara ini berlangsung di Malang Creative Center mulai 3 hingga 16 Agustus 2025.

Dalam pameran tunggal keempatnya ini, Aliya menampilkan 12 lukisan yang menghidupkan kembali kisah Panji. Ia menuangkan karakter-karakter Panji dalam sapuan cat minyak dan akrilik di atas kanvas.

Aliya memilih tema Panji karena kisah tersebut sarat makna filosofis dan nilai-nilai budaya yang masih relevan hingga sekarang. Tahun lalu, ia juga mengusung tema serupa dalam pameran bertajuk Panji Sacrifice.

Anang Prasetyo, kurator pameran, menyebut karya Aliya sebagai upaya menghidupkan kembali cerita rakyat yang mulai dilupakan. Ia menilai keberanian Aliya dalam mengeksplorasi Panji menjadi kontribusi penting bagi seni rupa daerah.

Anang menekankan bahwa karya-karya Aliya tidak sekadar visual, namun juga memuat tafsir baru terhadap sejarah lokal. Ia berharap karya tersebut bisa menginspirasi generasi muda agar lebih peduli terhadap warisan budaya.

Seniman senior Saiful Hadjar memuji kematangan Aliya dalam mengolah tema tradisi menjadi karya kontemporer. Ia menilai Aliya mampu meramu nilai moral dan kekayaan visual dalam setiap lukisannya.

Perjalanan seni Aliya sudah dimulai sejak usia 3,5 tahun saat belajar melukis di Sanggar Daun. Sejak itu, ia terus menorehkan prestasi dan telah meraih lebih dari 150 penghargaan dari berbagai ajang seni rupa anak.

Tak hanya di dalam negeri, Aliya juga aktif mengenalkan budaya lokal lewat karya di berbagai festival internasional. Ia pernah mengikuti pameran dan festival budaya di Amerika, Eropa, hingga Asia dengan membawa tema kearifan lokal.

Sumber: berbagai sumber