Program Pijaraya resmi bergulir di wilayah Malang Raya dengan fokus meningkatkan kualitas pendidikan dasar. Kegiatan ini diawali dengan survei ke berbagai sekolah dasar untuk memetakan kebutuhan belajar siswa sebagai dasar penyusunan program. Dari hasil survei tersebut, panitia inti membentuk tim pelaksana, merekrut relawan, dan menjalin kerja sama dengan sejumlah pihak.
Pihak yang terlibat antara lain Diksasindo Mengajar, MRI Malang, HIMAPSI Universitas Brawijaya, serta media liputan seperti LPM Mimesis dan Mata Malang. Persiapan dimulai sejak Mei 2025, sementara kegiatan resmi dibuka pada 6 September 2025. Sesi pengajaran berlangsung setiap minggu mulai 13 September hingga 18 Oktober 2025 menggunakan metode fun learning yang disesuaikan dengan karakteristik tiap sekolah.
Seluruh rangkaian kegiatan ditutup dengan acara Closing Ceremony pada 18 Oktober 2025. Program ini dirancang untuk menumbuhkan semangat belajar, memperkuat nilai karakter, serta mengembangkan soft skill siswa sekolah dasar di Malang Raya. Selain itu, Pijaraya juga bertujuan mendukung peningkatan literasi dasar dan pemerataan akses pendidikan.
Nama “Pijaraya” berasal dari kata “pijar” yang berarti cahaya, menggambarkan harapan agar program ini menjadi penerang bagi masa depan pendidikan. Tema yang diusung, “Menerangi Masa Depan, Menginspirasi Perubahan,” mencerminkan semangat kolaborasi antara mahasiswa, relawan, dan lembaga mitra dalam membawa dampak positif bagi dunia pendidikan.
Dukungan penuh dari pihak kampus menjadi salah satu kunci keberhasilan program ini. Dukungan tersebut mencakup bantuan moral, materi, serta fasilitasi administratif yang memudahkan pelaksanaan di lapangan. Panitia juga menerapkan prinsip transparansi dan profesionalitas dalam setiap tahap kegiatan untuk memastikan hasil yang maksimal.
Selama pelaksanaan, para volunteer menghadapi berbagai tantangan, terutama dalam mengelola dinamika siswa sekolah dasar yang beragam. Beberapa siswa sulit diatur dan kurang fokus dalam belajar, sehingga relawan dituntut lebih kreatif menyampaikan materi agar kegiatan tetap menyenangkan dan efektif.
Meski menghadapi berbagai kendala, seluruh panitia dan volunteer merasa bangga karena berhasil menuntaskan kegiatan dengan baik. Mereka menilai Pijaraya bukan hanya memberikan manfaat bagi siswa, tetapi juga menjadi wadah pembelajaran berharga dalam membangun empati, komunikasi, dan keterampilan mengajar di lapangan.
















Leave a Comment
Your email address will not be published. Required fields are marked with *