Pernah Berdiri di Malang, Kuil Shinto Ching Nan Jinja Kini Berubah Fungsi

Pernah Berdiri di Malang, Kuil Shinto Ching Nan Jinja Kini Berubah Fungsi

kuil sinto ching nan jinja (sumber: anjani)

Taman Makam Pahlawan Suropati di Jalan Veteran, Malang, pernah menjadi lokasi berdirinya kuil Shinto bernama Ching Nan Jinja. Bangunan megah itu didirikan Jepang pada 1943, di masa pendudukan. Kini, jejak kuil hanya tersisa berupa deretan pohon cemara yang masih berdiri di area makam.

Sebelum dibangun kuil, kawasan tersebut merupakan tanah lapang berbukit dengan pepohonan rimbun dan semak lebat. Kondisi alam yang tenang dan strategis membuat tempat itu dipilih sebagai lokasi ibadah dengan arsitektur khas Jepang.

Kuil Ching Nan Jinja menggunakan material kayu jati berkualitas tinggi. Bentuknya dilengkapi ornamen tradisional, termasuk torii berwarna merah yang melambangkan perbatasan dunia manusia dengan dunia roh dalam keyakinan Shinto.

Pembangunan kuil ini ditangani langsung oleh arsitek Jepang yang memiliki pengaruh besar, meskipun namanya tidak tercatat dalam dokumen resmi. Rancangan arsitektur dan detail bangunan menunjukkan keseriusan pemerintah pendudukan dalam proyek tersebut.

Keberadaan Ching Nan Jinja tercatat jelas dalam peta militer sekutu tahun 1945. Lokasinya berada di utara area pacuan kuda, yang kini dikenal sebagai kawasan Simpang Balapan, berseberangan dengan kamp tahanan perempuan dan anak-anak.

Catatan media asing pada 1947 juga menyinggung tentang sebuah kuil Jepang di Malang. Dalam artikel itu, lokasi kuil disebut berada di sekitar Boulevard Ijen, sehingga menguatkan posisi Ching Nan Jinja sebagai salah satu penanda kota pada masanya.

Namun, usia kuil ini tidak panjang. Setelah Jepang menyerah pada 1945 dan kekuasaannya berakhir, bangunan itu dibakar oleh pihak Jepang sendiri. Tindakan tersebut dilakukan agar kuil tidak jatuh ke tangan pihak lain.

Kini, lokasi Ching Nan Jinja telah berubah menjadi Taman Makam Pahlawan Suropati. Meski bangunan fisiknya telah lenyap, keberadaan pohon cemara di area tersebut menjadi saksi bisu sejarah yang menandai pernah hadirnya kuil Shinto di Malang.

Baca Juga

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked with *

1 Comment

  • Akuntansi
    27/09/2025, 19:17

    Apakah pohon cemara yang tersisa memiliki nilai sejarah atau simbolik tertentu selain sebagai saksi bisu kuil?

    REPLY
copilot